Hakhmenulis buku ini diawali dengan latar belakang perjanjian baru baik dalam keadaan politik budaya, ekonomi, sosial, dan keagamaan. Perjanjian Baru baik secara latar belakang, isi
societysebagai wilayah otonom dan memiliki dimensi politik dalam dirinya sendiri yang dipergunakan untuk menahan intervensi negara.8 Menurut Al Mawardi ada beberapa syarat untuk mencapai keseimbangan dalam segi politik negara yang ideal menurut Islam: 1. Agama yang dihayati 2. Penguasa yang berwibawa 3. Keadilan yang menyeluruh 4. Sistem
A Latar Belakang Masalah Selama kurang lebih 32 tahun, kita baru menyadari bahwa pembangunan bidang ekonomi lebih diutamankan namun dengan mengabaikan pembangunan hukumnya. Akibatnya, dalam pembangunan bidang ekonomi tersebut muncullah hak dan kewajiban dalam perjanjian. Perseroan Terbatas sebagai debitur
Selamapegawai itu bekerja pada pemerintah, maka pekerja pemerintah . akan memperoleh hak-haknya selama ia bekerja. Adapun pelaksanaan hak-hak PPPK dalam perjanjian kerja, telah dijelaskan dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara PPPK berhak memperoleh: a. Gaji dan tunjangan b. Cuti c. Perlindungan dan d.
A Latar Belakang Konflik yang terjadi di Timur Tengah kerap kali menyita perhatian dunia, tidak terkecuali revolusi yang terjadi baru – baru ini. Rakyat Timur Tengah telah muak dengan tingkah pola pemimpin negaranya yang membuat hidup mereka tidak dijelaskan politik dalam negeri Mesir, namun tidak dijelaskan
J1tLCBw. Daftar Isi 1. Pendahuluan 1. Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru 1. Latar Belakang 2. Definisi 3. Tujuan 2. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru 3. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru 2. Latar Belakang Politik, Sosial dan Ekonomi Dunia Perjanjian Baru 1. Latar Belakang Politik 1. Masa Peralihan Masa Sesudah Perjanjian Lama dan Sebelum Perjanjian Baru 2. Masa Pemerintahan Romawi 2. Latar Belakang Sosial 3. Latar Belakang Ekonomi 1. Mata uang 2. Arus perjalanan 3. Arus perdagangan Doa LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI DUNIA PERJANJIAN BARU A. Pendahuluan 1. Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru, yang kadang disebut juga Ilmu Pengantar Perjanjian Baru, adalah bagian dalam Ilmu Teologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke-19. Sumbangsih ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita menyelidiki dan menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab. 1. Latar Belakang Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat menginterpretasikan Alkitab dengan tepat? Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang pemisah yang cukup besar baik dalam hal waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan budaya antara zaman Perjanjian Baru dan pembaca sekarang. Oleh karena itu dengan mengetahui informasi yang cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu. 2. Definisi Secara umum dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pembimbing dan Pengetahuan Perjanjian Baru adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar zaman Perjanjian Baru, yaitu zaman ketika Tuhan Yesus dan rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima, tahun dan tempat penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulis menuliskan kitab-kitab Perjanjian Baru. 3. Tujuan Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru adalah untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru dan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru sehingga dapat memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi penafsiran yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru. 2. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru Drs. Duyverman, dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, membagi ilmu ini menjadi 2 bagian, yaitu 1. Ilmu Pembimbing Khusus Ilmu yang memeriksa seluk beluk kitab-kitab Perjanjian Baru satu persatu, dengan mengajukan serentetan pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini § Siapakah penulis kitab tersebut? § Kapankah dan di manakah kitab tersebut ditulis? § Kepada siapakah dan dengan maksud apakah kitab tersebut ditulis? 2. Ilmu Pembimbing Umum Ilmu yang memeriksa kitab-kitab Perjanjian Baru secara keseluruhan, termasuk di dalamnya adalah Ilmu Salinan textual criticism dan Kanonisasi. 3. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru Seluruh jumlah kitab kanon Perjanjian Baru adalah 27 kitab dan biasanya digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu 1. Kitab-kitab Sejarah 4 Kitab-kitab Injil dan 1 Kisah Para Rasul 2. Kitab Surat-Surat 1. 13 Surat-surat Paulus dan 1 Surat Ibrani 2. 7 Surat-surat Am Umum 3. Kitab Eskatologi Kitab Wahyu B. Latar Belakang Politik, Sosial Dan Ekonomi Dunia Perjanjian Baru 1. Latar Belakang Politik 1. Masa Peralihan Masa Sesudah Perjanjian Lama dan Sebelum Perjanjian Baru Masa-masa sesudah Perjanjian Lama dan sebelum Perjanjian Baru sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatan-nya diam, Allah bekerja di balik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya. Masa "sesudah Perjanjian Lama dan sebelum Perjanjian Baru" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau zaman Intertestamental yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Pada waktu itu bangsa Israel yang telah dipulihkan mengalami berbagai gangguan politik yang sangat serius untuk sementara waktu. Setelah Aleksander Agung menaklukkan Imperium Persia, para pangeran dan jenderal Yunani berjuang untuk merebut hak untuk memerintah Timur Dekat. Raja Antiokhus III dari wangsa Seleukus merebut Palestina dari Mesir pada tahun 198 SM dan berusaha menjadikannya sebuah pangkalan untuk membangun suatu imperium baru di Timur. Akan tetapi, Antiokhus III bukanlah tandingan bagi legiun-legiun Roma. Mereka mengalahkan bala tentaranya pada tahun 190 SM dan menjadikannya penguasa boneka dalam rangkaian pemimpin Roma. Keluarga Makabeus memulai perang saudara melawan para penguasa Seleukus dan merebut Yerusalem pada tahun 164 SM. Akan tetapi, baru pada tahun 134 SM mereka mampu menghalau sama sekali orang-orang Seleukus dari urusan mereka. Pada tahun itu, Yohanes Hirkanus I dari keluarga Makabeus mendirikan wangsanya sendiri yang dikenal sebagai wangsa Hasmoneus. Mereka berkuasa sampai tahun 37 SM, ketika Roma menetapkan keluarga Herodes sebagai pemerintah boneka yang baru di Palestina. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe dan tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini 1. Bangsa Yahudi/Ibrani Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun, justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Sementara mereka tersebar kemana-mana, mereka juga membawa kegiatan agama mereka ke segala tempat yang mereka datangi. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monoteisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia. 2. Bangsa Yunani Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Untuk mengokohkan setiap kemenangannya ia menetapkan bahasa Yunani sebagai bahasa sehari-hari serta setiap kebudayaan Yunani dijadikan sebagai pola pemikiran dan kehidupan. Sehingga, bahasa Yunani menjadi bahasa yang umum pada saat itu yang mempersatukan daerah Asia, Eropa dan Afrika. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab Perjanjian Baru dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat. 3. Bangsa Romawi Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel Palestina menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Kerajaan Romawi membangun perluasan kekaisaran dunia dan jalan-jalan raya yang telah membuka kemungkinan bagi seorang untuk mencapai semua bagian dalam kerajaan itu dengan mudah. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru. 2. Masa Pemerintahan Romawi Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri pada tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar pada tahun 265 SM. Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru 1. Agustus 27 SM - 14 M. Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina. 2. Tiberius 14-37 M. Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati. 3. Caligula 37-41 M. Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar. 4. Nero 54-68 M. Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus mati syahid pada masa pemerintahannya. 5. Vespasian 69-79 M. Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah. 6. Domitianus 81-96 M. Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen. Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes. Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 SM. Kisah dalam Perjanjian Baru diawali dari masa pemerintahan Herodes 37 SM - 4 M yang ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri. Lihat Kisah Para Rasul 137; 1812; Matius 2711 Daerah-daerah jajahan provinsi ini biasanya mendapat kebebasan otonomi untuk berdiri sendiri. Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka religio licita. Penarikan pajak juga diserahkan kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma. 2. Latar Belakang Sosial Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswasta kecil lainnya. Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb. kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat. 3. Latar Belakang Ekonomi Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil impor negara-negara lain. 1. Mata uang Fungsi uang, keuangan, dan ilmu ekonomi mungkin kelihatan sangat sulit untuk dimengerti. Sebenarnya, tidaklah demikian. Uang berarti apa saja yang dapat diangkut dan ditukar dengan mudah. Uang logam, mata uang, dan permata adalah bentuk-bentuk uang. Keuangan adalah pengelolaan uang. Ilmu ekonomi adalah telaah terhadap apa yang dilakukan uang. Dulu tidak ada uang kertas atau uang logam. Setiap orang melakukan tukar menukar dengan cara barter. Mereka menukar barang berharga yang satu untuk barang berharga yang lain. Logam mulia seperti emas, perak, dan tembaga sering kali ditukar untuk memperoleh barang lain. Kemudian, logam-logam ini dijadikan uang logam standar. Alkitab tidak memberi tahu mengenai langkah-langkah perkembangan ini. Sebaliknya, Alkitab menunjukkan bahwa kedua sistem perdagangan barter dan penggunaan uang logam ini dipakai pada waktu yang hampir bersamaan. Di dalam Alkitab terdapat beberapa keterangan tambahan yang menarik tentang pengembangan uang. Bahkan Alkitab memberikan prinsip-prinsip mendasar untuk menggunakan uang dan mengelolanya. Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius dinar, dan uang emas aureus pound. Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja Matius 202. Tetapi karena pemerintahan provinsi diizinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda Matius 2112. Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu. 2. Arus perjalanan Arus perjalanan sangat lancar zaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas. Setiap bangsa-bangsa dapat menggunakan jalan-jalan untuk perdagangan dan perhubungan, dan juga sebagai jalur-jalur militer pada masa perang. 3. Arus perdagangan Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian. Para pedagang membawa kafilah unta dan keledai mereka sampai ke daerah-daerah yang jauh tanpa memikirkan waktu yang dihabiskan dalam mengadakan perjalanan. Kadang-kadang mereka tinggal satu tahun atau lebih di negeri-negeri lain untuk menjajakan barang dagangan mereka.
This 2nd Corinthian letter, written by the Apostle Paul, was addressed to the Corinthians. This letter is intended for the purpose, so that in conveying the gospel has the correct method so that the gospel can be accepted. The duty of believers is to convey the gospel / good news to everyone who does not know Christ. In writing this article we will explore how the Apostle Paul's perspective on the ministry of spreading the gospel based on 2 Corinthians 6 1-10. Therefore through this writing, we will again remind and refresh believers about the importance of the ministry of spreading the gospel.
latar belakang politik dalam perjanjian baru